Home » , , » Napak Tilas Peradaban Kudus

Napak Tilas Peradaban Kudus

Posted by Jenank ( Jaringan Edukasi Dan Napak Tilas Kabupaten Kudus ) on Minggu, 31 Mei 2015

“Jangan sekali-kali melupakan sejarah” (Jas Merah) begitu kalimat yang terlontar dari Soekarno. Hal itu yang harus ditanamkan dalam diri pemuda karena kebanggaan dan citra harga diri bangsa terbentuk dari sebuah sejarah panjang.


Dalam rangka peringatan hari jadi kota Kudus yang ke-465 pada 23 September 2014, Jaringan Edukasi Napak Tilas Kabupaten Kudus (JENANK), Minggu (21/9), menggelar napak tilas peradaban Kudus bertema “Senandung  Cinta dalam Perjalanannnya”. Dalam acara ini, hadir puluhan peserta yang meliputi mahasiswa dari Universitas Muria Kudus (UMK), Universitas Diponegoro (UNDIP), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus dan masyarakat Kudus. Kami pun bersepeda dari alun-alun kota Kudus menyusuri tempat peninggalan lima peradaban yang ada di kudus, yakni makam Kiai Telingsing, Niti semito, Menara Bubar, Menara Kudus dan kompleks makam Sedo Mukti Sosrokartono.
Kegiatan ini merupakan bentuk aksi JENANK untuk mensosialisasikan sejarah peradaban Kudus yang mulai dilupakan. Selain itu, juga sekaligus untuk menelisik tentang kebenaran sejarah kabupaten Kudus dari beberapa versi cerita mulai masa sebelum bernama ‘Kudus’ sampai sekarang.
Tujuan kegiatan yang dilakukan oleh komunitas yang baru terbentuk sebulan lalu ini selain sebagai bentuk peringatan hari lahir Kudus yang ke-465, juga sebagai wisata edukasi yang memberi pengetahuan dan pemahaman kepada warga Kudus terkait sejarah dan peran tokoh peradaban Kudus.
Diskusi Lima Abad
Dikemas dengan konsep bersepeda agar lebih sehat dan ramah lingkungan. Acara ini terangkum dalam beberapa rangkaian kegiatan. Antara lain pameran foto ‘Koedoes Tempoe Doloe’, diskusi budaya ‘Peradaban Kudus’ dan pementasan tari kretek. Diskusi digelar di pendopo makam Sedo Mukti.
Narasumber dalam diskusi ini adalah sejarawan Kudus, Edy Suprapto, S.Ag, M.Hum. Kegembiraan tergambar dari raut wajahnya dan penuturannya, sebelum memulai diskusi ia  bertutur, “saya senang, akhirnya yang saya cita-citakan terwujud hari ini. Diskusi budaya di pendopo ini.” Menurut pengakuannya ini adalah diskusi tentang sejarah kudus pertama yang dilakukan saat peringatan hari jadi kota Kudus.
Pagi ini kami membicarakan mengenai sejarah Kudus selama lima abad. Dimulai tentang penetapan tanggal lahir Kudus. Edy mengungkapkan ada perbedaan presepsi di masyarakat Kudus mengenai penetapan hal tersebut. Ada dua versi tentang kapan Kudus lahir, satu versi menyebutkan tanggal 23 September seperti yang sekarang selalu dimeriahkan, satu lagi menyebut 2 Oktober sebagai tanggal lahirnya.
Pembicaraan berlanjut tentang menara. Akulturasi budaya Islam-Hindhu-Budha terlihat saat mengunjungi Menara Bubar. Dalam riwayatnya konon menara ini adalah sebuah wihara yang digunakan sebagai tempat pembakaran mayat orang Hindhu.
Beda halnya dengan Menara Bubar, Menara Kudus diyakini sebagai bangunan yang dibangun pada masa Sunan Ja’far Shodiq (Sunan Kudus). Ini terlihat dari tidak ditemukannya ciri-ciri seperti relief yang ada pada tempat air wudlu di Menara Bubar. Selain itu juga tidak ditemukan makara dan arca maupun bekas arca. Bentuk menara diyakini Edy sebagai bentuk toleransi peralihan antara Hindhu ke Islam.
Salam, salah satu peserta,mengaku senang karena degan kegiatan ini ia mendapat pengetahuan baru tentang Kudus. Edy berharap melalui diskusi ini masyarakat Kudus semakin cinta dan mengenal sejarah kotanya. Harapan serupa juga dilontarkan oleh pihak JENANK yang dipunggawai oleh enam orang yakni Danar Ulil Husnugraha, Mukhlisin, Ade Imani Arsyad, Moh Rofiuddin, Arif Ashadi dan Ilma Fahris Salam yang berawal dari diskusi sambil ‘udud plus ngopi’ di jantung kota kretek.

“Semoga komunitas ini dapat menjadi pelopor dalam nguri-uri sejarah dan budaya Kudus,” ujar Danar. Di akhir diskusi, pihak JENAK yang diwakili oleh Ade, mahasiswa Sejarah yang menjai moderator diskusi  kembali berpesan untuk melestarikan kota Kudus tercinta melalui sebuah pantunnya.

Diyah A.F.
*dimuat di harian Kompas, Selasa 30/09/2014

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Jenank ( Jaringan Edukasi Dan Napak Tilas Kabupaten Kudus ). All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger