Home » , » SELAT MURIA, MELAWAN LUPA PERADABANNYA!

SELAT MURIA, MELAWAN LUPA PERADABANNYA!

Posted by Jenank ( Jaringan Edukasi Dan Napak Tilas Kabupaten Kudus ) on Selasa, 02 Juni 2015

Agus Hendratno, Geologi UGM Yogyakarta

Sore itu, halaman depan Situs Purbakala Patiayam terdapat suasana yang berbeda dari biasanya. Jika biasanya terasa sepi dengan hanya sedikit aktivitas beberapa pengunjung yang mengunjungi situs Sedikitnya 100 orang berkumpul dengan antusias dan begitu akrabnya. Latar perbukitan Patiayam menambah hangatnya suasana. Ya, komunitas Jenank (Jaringan Edukasi Napak Tilas Kabupaten Kudus) kembali menggelar acara. Diskusi publlik yang berlangsung pada hari Juma’t (29/05/2015) ini mengambil tema “Selat Muria dan Peradabannya”.
Hadir sebagai narasumber Agus Hendratno, ST.MT (dosen Geologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta) Jamin (Kepala Situs Patiayam), Edy Supratno,M.Hum (sejarahwan Kudus), Nur Said, S.Ag,MA ( akademisi STAIN Kudus) dan Erik Aditia Ismaya (dosen sosio-antropologi Universitas Muria Kudus)
“Kurang lebih 2700 koleksi fosil Patiayam yang sudah teridentifikasi oleh Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta maupun Balai Pelestari Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. Diantara temuan itu terdapat 15 spesies hewan laut, mulai dari gigi ikan hiu, fragmen buaya hingga berbagai jenis kerang” ujar Jamin selaku Kepala Situs Purbakala Patiayam mengawali jalannya diskusi.
Jamin menambahkan bahwa masih banyak fosil yang perlu dieskavasi dari 3600 hektar area lokasi zona inti Patiayam. Sementara itu, Agus Hendratno memaparkan bahwa produk geologi 1,7 juta tahun yang lalu di sekitar Muria menghasilkan adanya berbagai fosil baik binatang purba darat maupun laut.
“Dengan berpijak pada konsep geologi sebagai ranah ruang dan waktu, adanya perubahan kenampakan bentuk muka bumi dari laut menjadi darat adalah sesuatu yang wajar. Adanya selat Muria bukanlah sebuah mitologi lagi, tetapi fakta yang benar adanya ” kata ahli Geologi kelahiran Kudus ini.
Agus menambahkan bukti otentik adanya selat Muria yaitu saat beberapa tahun lalu ahli sejarah UNDIP melakukan pengeboran di kawasan Mranggen, Demak. Terdapat polen pada endapan rawa, yang saat dicermati dengan perbesaran seribu kali di bawah mikroskop binokuler terlihat putik sari dari bunga. Bukti ini menunjukkan adanya endapan - endapan tanaman di sekitar rawa/danau di wilayah Demak sampai Juwana. Bukti otentik lainnya dilihat saat pengeboran di daerah Karangrowo Undaan Kudus pada kedalaman 90 meter terdapat pasir putih dan muncul air asin.

SHARE :
CB Blogger

Posting Komentar

 
Copyright © 2014 Jenank ( Jaringan Edukasi Dan Napak Tilas Kabupaten Kudus ). All Rights Reserved. Powered by Blogger
Template by Creating Website and CB Blogger